1. Universitas Gadjah Mada (Peringkat Dunia: 379; Peringkat ASEAN: 9)
Universitas Gadjah Mada resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan merupakan
Universitas yang bersifat nasional. Selain itu Universitas Gadjah Mada juga berperan
sebagai pengemban Pancasila dan Universitas pembina di Indonesia
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas, sekarang
memiliki 18 Fakultas dan satu program Pascasarjana (S-2 dan S-3). Universitas Gadjah Mada
termasuk universitas yang tertua di Indonesia, berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta.
Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada terdiri atas beberapa
jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam
bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat.
2. Universitas Indonesia (Peringkat Dunia: 507; ASEAN: 15 )
Gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia (kanan) dan Balairung (kiri) Universitas Indonesia
Universitas
Indonesia adalah kampus modern, komprehensif, terbuka, multi budaya,
dan humanis yang mencakup disiplin ilmu yang luas. UI saat ini secara
simultan selalu berusaha menjadi salah satu universitas riset atau
institusi akademik terkemuka di dunia. Sebagai universitas riset,
upaya-upaya pencapaian tertinggi dalam hal penemuan, pengembangan dan
difusi pengetahuan secara regional dan global selalu dilakukan.
Sementara itu, UI juga memperdalam komitmen dalam upayanya di bidang
pengembangan akademik dan aktifitas penelitian melalui sejumlah disiplin
ilmu yang ada dilingkupnya.
UI berdiri pada tahun 1849 dan
merupakan representasi institusi pendidikan dengan sejarah paling tua di
Asia. Telah menghasilkan lebih dari 400.000 alumni, UI secara kontinyu
melanjutkan peran pentingnya di level nasional dan dunia. Bagaimanapun
UI tidak bisa melepaskan diri dari misi terkininya menjadi institusi
pendidikan berkualitas tinggi, riset standar dunia dan menjaga standar
gengsi di sejumlah jurnal internasional nomor satu.
Danau Kenanga Universitas Indonesia
Dengan
predikat sebagai kampus terbaik negeri ini, UI secara aktif
mengembangkan kerja sama global dengan banyak perguruan tinggi ternama
dunia. Beberapa universitas terkemuka yang saat ini tercatat memiliki
perjanjian dengan UI diantaranya adalah:
Washington University, Tokyo University, Melbourne University, Sydney University, Leiden University, Erasmus University, Kyoto University, Peking University, Tsinghua University, Australian National University, and National University of Singapore. Selain itu, UI saat ini juga memperkuat kerjasamanya dengan beberapa asosiasi pendidikan dan riset diantaranya: APRU (Association of Pacific Rim Universities) dengan peran sebagai Board of Director, AUN (ASEAN University Network), and ASAIHL (Association of South East Asia Institution of Higher Learning).
Secara geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus
Salemba dan kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan
luas lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfer
green campus
karena hanya 25% lahan digunakan sebagai sarana akademik, riset dan
kemahasiswaan. 75% wilayah UI bisa dikatakan adalah area hijau berwujud
hutan kota dimana di dalamnya terdapat 8 danau alam. Sebuah area yang
menjanjikan nuansa akademik bertradisi yang tenang dan asri.
3. Institut Teknologi Bandung (Peringkat Dunia: 568; ASEAN: 18)
Institut Teknologi Bandung (ITB), didirikan pada tanggal 2 Maret
1959. Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi
teknik pertama di Indonesia. Walaupun masing-masing institusi pendidikan
tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi
masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang
menuju pada pendirian ITB.
Sejarah ITB bermula seja awal abad kedua puluh, atas prakarsa
masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit
karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah
jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia
Pertama. De Techniche Hoogeschool te Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw.
Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1959 .
Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya
di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana
penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi,
yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan
pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai
membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan.
Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi
bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan
meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar
negeri.
Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai
oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis
yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi
sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi
semi-otonomi. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan
belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan
semakin dimanfaatkan.
Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai
dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era
modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan
sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan
ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi
negara.
Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan
tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu,
kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk
Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister
dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
4. Institut Teknologi Sepuluh November (Peringkat Dunia: 582; ASEAN: 19)
Pada tahun 1957 ketika PII Cabang Jawa Timur
mengadakan lustrum pertama, kembali gagasan itu dilontarkan. Sebagai
hasilnya, dr. Angka Nitisastro, seorang dokter umum, bersama dengan
insinyur-insinyur PII cabang Jawa Timur memutuskan untuk mewujudkan
berdirinya sebuah Yayasan Perguruan Tinggi Teknik.
Beberapa alasan pokok pendirian yayasan tersebut antara lain:
- Lahan Indonesia yang luas dan memiliki kekayaan hasil alam yang melimpah dan belum dimanfaatkan
- Kebutuhan akan tenaga insinyur sekitar 7000 untuk melaksanakan program-program pembangunan dan industri di dalam negeri.
- Melihat perbandingan dengan jumlah insinyur di negara maju dan berkembang lainnya yang jauh melebihi jumlah di negara kita.
Pada tanggal 17 Agustus 1957, secara resmi berdirilah Yayasan
Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) yang diketuai oleh dr. Angka Nitisastro.
Yayasan tersebut dibentuk sebagai wadah untuk memikirkan
tindakan-tindakan lebih lanjut dan memperbincangkan sedalam-dalamnya
segala konsekuensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam
rangka membulatkan tekad mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Teknik di
kota Surabaya.
Pada
tanggal 10 Nopember 1957, Yayasan mendirikan “PERGURUAN TEKNIK 10
NOPEMBER SURABAYA” yang pendiriannya diresmikan oleh presiden Soekarno.
Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember Surabaya hanya memiliki dua jurusan
yaitu, Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Mesin.
Setelah beberapa tahun melalui usaha-usaha yang dirintis oleh
tokoh-tokoh dari YPTT, Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember diubah
statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan nama: “INSTITUT
TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DI SURABAYA”
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang semula
memiliki 2 (dua) jurusan yaitu Teknik Sipil dan Teknik Mesin berubah
menjadi lima yaitu: Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik
Perkapalan, dan Teknik Kimia. Jurusan- jurusan tersebut kemudian
berubah menjadi fakultas. Kemudian dengan peraturan pemerintah No. 9
tahun 1961 (ditetapkan kemudian pada tanggal 23 Maret 1961) ditetapkan
bahwa Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang pertama
adalah tanggal 10 Nopember 1960.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1965 berdasarkan
SK Menteri No. 72 tahun 1965, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya ( ITS) membuka dua fakultas baru, yaitu, Fakultas Teknik
Arsitektur dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Dengan demikian sejak
saat itu, ITS mempunyai tujuh fakultas yang tersebar di beberapa
tempat, yaitu: Jl. Simpang Dukuh 11, Jl. Ketabang Kali 2F, Jl.
Baliwerti 119-121, Jl. Basuki Rahmat 84 sebagai kantor pusat ITS.
Pada
tahun 1972, Fakultas Teknik Sipil pindah ke Jl.Manyar 8, sehingga ITS
semakin terpencar. Kemudian pada akhir 1975, Fakultas Teknik Arsitektur
pindah ke kampus baru di Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya. Demikian pula
pada tahun 1973 kantor pusat ITS pindah ke alamat yang sama. Pada tahun
1973 disusunlah rencana induk pengembangan jangka panjang (20 tahun)
sebagai pedoman pengembangan ITS selanjutnya.
Rencana Induk Pengembangan ITS menarik perhatian Asian
Development Bank (ADB) yang kemudian menawarkan dana pinjaman sebesar
US $ 25 juta untuk pengembangan empat fakultas, yaitu, Fakultas Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Elektro, dan Fakultas
Teknik Kimia.
Pada tahun 1977 dana dari ADB tersebut sebagian digunakan
untuk membangun kampus ITS Sukolilo bagi empat fakultas tersebut di
atas. Pada tahun 1981 pembangunan gedung di kampus Sukolilo sebagian
sudah selesai. Pembangunan kampus Sukolilo tahap I dapat diselesaikan
dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 27 Maret 1982.
Dalam perjalanan pengembangannya, ITS pada tahun 1983
mengalami perubahan struktur organisasi yang berlaku bagi universitas
atau institut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980,
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1981 dan Keputusan Presiden No. 58
tahun 1982, ITS berubah menjadi hanya 5 fakultas saja, yaitu Fakultas
Teknik Industri, Fakultas Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan
Fakultas Non Gelar Teknologi (Program-Program Non Gelar).
Sejak tahun 1991 terjadi perubahan menjadi 4 fakultas,
yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas
Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP),
dan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK). Jurusan yang ada di Fakultas
Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke jurusan sejenis di 2 fakultas
(FTI dan FTSP). Selain itu ITS juga mempunyai 2 Politeknik yaitu
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya (PENS).
Pada tahun 1994 kembali ITS memperoleh dana pinjaman ADB
sebesar US $ 47 juta untuk pengembangan semua fakultas dengan fokus
teknologi kelautan. Program ini selesai pada April 2000. Selain itu ITS
juga telah memperoleh dana hibah dari pemerintah Jerman/GTZ (1978-1986)
untuk pengembangan Fakultas Teknik Perkapalan.
Tahun 2001, berdasarkan SK Rektor tanggal 14 Juni 2001, ITS
membentuk fakultas baru yaitu Fakultas Teknologi Informasi (FTIF)
dengan 2 jurusan/program studi: Jurusan Teknik Informatika dan Program
Studi Sistem Informasi.
5. Universitas Pendidikan Indonesia (Peringkat Dunia: 630; ASEAN: 22)
Universitas Pendidikan Indonesia didirikan pada tanggal 20 Oktober
1954 di Bandung, diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran Mr.
Muhammad Yamin. Semula bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG),
didirikan dengan latar belakang sejarah pertumbuhan bangsa, yang
menyadari bahwa upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa merupakan bagian
penting dalam mengisi kemerdekaan. Beberapa alasan didirikannya PTPG
antara lain: Pertama, setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, bangsa
Indonesia sangat haus pendidikan. Kedua, perlunya disiapkan guru yang
bermutu dan bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan
yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Gedung utama UPI bermula dari puing sebuah villa yang bernama
Villa Isola, merupakan gedung bekas peninggalan masa sebelum Perang
Dunia II. (Pada masa perjuangan melawan penjajah, gedung ini pernah
dijadikan markas para pejuang kemerdekaan). Puing puing itu dibangun
kembali dan kemudian menjelma menjadi sebuah gedung bernama Bumi
Siliwangi yang megah dengan gaya arsitekturnya yang asli.
Di sinilah untuk pertama kalinya para pemuda mendapat gemblengan
pendidikan guru pada tingkat universitas, sebagai realisasi Keputusan
Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia (Nomor
35742 tanggal 1 September 1954 tentang pendirian PTPG/Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru).
Pada mulanya PTPG dipimpin oleh seorang Dekan yang membawahi beberapa jurusan dan atau balai, yakni:
- Ilmu Pendidikan
- Ilmu Pendidikan Jasmani;
- Bahasa dan Kesusastraan Indonesia;
- Bahasa dan Kesusastraan Inggris;
- Sejarah Budaya;
- Pasti Alam;
- Ekonomi dan Hukum Negara; dan
- Balai Penelitian Pendidikan.
Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan No. 40718/S pada waktu itu, yang menyatakan bahwa PTPG
dapat berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi atau perguruan tinggi
dalam universitas, maka seiring dengan berdirinya Universitas
Padjadjaran (UNPAD), pada tanggal 25 November 1958 PTPG diintegrasikan
menjadi fakultas utama Universitas Padjadjaran dengan nama Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Untuk memantapkan sistem pengadaan tenaga guru dan tenaga
kependidikan, berbagai kursus yang ada pada waktu itu, yaitu pendidikan
guru B I dan B II, diintegrasikan ke dalam FKIP melalui Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 1961. Selanjutnya FKIP
berkembang menjadi FKIP A dan FKIP B. Pada saat yang sama, berdiri pula
Institut Pendidikan Guru (IPG), yang mengakibatkan adanya dualisme dalam
lembaga pendidikan guru. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, pada
tanggal 1 Mei 1963 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 1 tahun 1963,
yang melebur FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) sebagai satu satunya lembaga pendidikan guru tingkat universitas.
FKIP A/FKIP B dan IPG yang ada di Bandung akhirnya menjadi Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung (IKIP Bandung).
IKIP Bandung saat itu telah memiliki lima fakultas, yaitu
Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, Fakultas
Keguruan Sastra dan Seni, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Fakultas
Keguruan Ilmu Teknik. Kebutuhan akan tenaga guru kian mendesak,
demikian pula tumbuhnya hasrat untuk meningkatkan dan memeratakan
kemampuan para guru. Hal ini mendorong IKIP Bandung membuka ekstension,
antara tahun 1967 1970 IKIP Bandung membuka ekstension di hampir seluruh
kabupaten di Jawa Barat.
Peranan IKIP Bandung di tingkat nasional semakin menonjol,
setelah pemerintah menetapkan bahwa IKIP Bandung menjadi IKIP Pembina
yang diserahi tugas membina beberapa IKIP di luar Pulau Jawa, yaitu IKIP
Bandung Cabang Banda Aceh, Palembang, Palangkaraya, dan Banjarmasin.
Sesuai dengan kebijaksanaan Departemen P dan K, pada awal tahun 1970 an,
secara bertahap ekstension tersebut ditutup dan cabang cabang IKIP di
daerah menjadi fakultas di lingkungan universitas di daerah masing
masing.
Untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar, pada tahun 1970 IKIP
Bandung membuka program Pos Doktoral melalui pembentukan Lembaga
Pendidikan Pos Doktoral (LPPD) PPS yang mengelola Program S2 dan S3.
Pada tahun 1976 LPPD diubah namanya menjadi Sekolah Pasca Sarjana, pada
tahun 1981 berubah menjadi Fakultas Pasca Sarjana dan tahun 1991 menjadi
Program Pascasarjana (PPS).
Penataan program pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah
dengan menerapkan multiprogram dan multistrata, ditindaklanjuti IKIP
Bandung dengan membuka Program Diploma Kependidikan. Untuk meningkatkan
kualifikasi guru SD menjadi lulusan D II, tahun ajaran 1990/ 1991,
diselenggarakan Program D II Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selain
diselenggarakan di Kampus Bumi Siliwangi program ini juga
diselenggarakan di Unit Pelaksana Program (UPP) pada beberapa sekolah
eks SPG yang diintregarasikan ke IKIP. Guna meningkatkan kualifikasi
Guru Taman Kanak-kanak atau play group pada tahun 1996/1997 IKIP Bandung
membuka Program D II PGTK.
Seiring dengan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan tinggi
yang memberikan perluasan mandat bagi Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) yang harus mampu mengikuti tuntutan perubahan serta
mengantisipasi segala kemungkinan dimasa datang , IKIP Bandung diubah
menjadi Universitas Pendidikan Indonesia melalui Keputusan Presiden RI
No. 124 tahun 1999 tertanggal 7 Oktober 1999.
Untuk memperluas jangkauan dalam mendukung pembangunan nasional,
UPI harus mampu berdiri sendiri dan berkiprah. Kebulatan tekad ini
menumbuhkan keyakinan akan kemampuan yang telah dimilikinya. Tekad ini
memberi keyakinan kepada pemerintah bahwa UPI telah dapat bediri sendiri
dan dapat diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Dengan kepercayaan
ini, melalui Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2004. UPI diberi otonomi
dan menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN)
Pengembangan dan peningkatan UPI tidak saja berorientasi pada
bidang akademik, tetapi juga dalam berbagai bidang, termasuk pemantapan
konsep dan rencana pembangunannya. Melalui bantuan Islamic Development
Bank (IDB) tengah merancang dan menata pembangunan gedung kampus yang
megah, modern dan representatif sebagai penunjang kegiatan belajar
mengajar. Bermodalkan kemampuan yang dimiliki Universitas Pendidikan
Indonesia bertekad menjadikan lembaga pendidikan ini terdepan dan
menjadi Universitas Pelopor dan Unggul (a Leading and Outstanding
University).
-----------
sumber:
http://www.upi.edu/profil/informasi/sejarah
http://www.its.ac.id/page.php?id=4
http://www.itb.ac.id/about-itb/page/
http://www.ui.ac.id/id/profile/page/pengantar
http://www.ugm.ac.id/content.php?page=0